KOMPAZ.ID, KENDARI- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO), Nabil Al Mahmud meminta kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk segera mempercepat proses pelantikan Rektor definitif UHO periode 2025- 2029.
“Kejelasan kepemimpinan sangat penting demi tercapainya pelayanan akademik yang aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh civitas akademik UHO,” ujar Nabil, pada Kamis (10/7).
Menurut Nabil, proses transisi yang terlalu lama, sebutnya , hanya akan membuka ruang spekulasi dan mengganggu iklim akademik kampus.
Selain itu, dirinya menyoroti mahasiswa yang mengatasnamakan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) yang tuntutannya menolak Perpanjangan Jabatan Rektor UHO tanpa diketahui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UHO.
Aksi tersebut seolah-olah merupakan sikap kolektif seluruh mahasiswa di kampus hijau itu. Padahal, realitasnya tidak demikian.
Menurut Ketua BEM UHO, sebagai bagian dari dinamika kampus, menyampaikan aspirasi adalah hak mahasiswa dan dilindungi. Namun, hak tersebut harus dijalankan secara jujur, terbuka, dan representatif.
“Sangat disayangkan, dalam aksi yang dilakukan hari ini, nama besar KBM UHO digunakan secara sepihak tanpa melalui forum koordinasi resmi dan tanpa melibatkan elemen mahasiswa dari berbagai fakultas,” ungkapnya.
Perlu diketahui pula bahwa perpanjangan jabatan Rektor UHO telah diatur melalui Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Nomor 197/M/KEP/2025 tertanggal 2 Juli 2025.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari mekanisme administrasi negara yang sah, dan dapat dikaji secara akademik bukan melalui aksi yang tendensius dan mengatasnamakan yang tak diwakili.
“Kami tidak mempersoalkan perbedaan pendapat, tapi yang kami tolak adalah manipulasi representasi. Ketika nama KBM UHO dibawa tanpa melibatkan mahasiswa UHO, itu bukan gerakan kolektif, tapi tindakan sepihak,” tegas Nabil. (Red)